.

Rabu, 16 Mei 2012

Atlantis :Dominasi di Austronesia

// // Leave a Comment
Dominasi Austronesia
The biblical flood really did occur – at the end of the last Ice Age. The Flood drowned for ever the huge continetal shelf of Southeast Asia, and caused a population dispersal which fertilized the Neolithic cultures of China, India, Mesopotamia, Egypt and the eastern Mediterranean, thus creating the first civilizations. The Polynesians did not come from China but from the islands of Southeast Asia. The domestication of rice was not in China but in the Malay Peninsula, 9,000 years ago. In this ground breaking new book Stephen Oppenheimer reveals how evidence from oceanography, archaeology, linguistics, genetics and folklore overwhelmingly suggests that the lost ‘Eden’ – the cradle of civilization – was not in the Middle East, as is usually supposed, but in the drowned continent of Southeast Asia. ( Stephen Oppenheimer)

Menurut Umar Anggara Jenny, Austronesia sebagai rumpun bahasa merupakan sebuah fenomena besar dalam sejarah manusia. Rumpun ini memiliki sebaran yang paling luas, mencakup lebih dari 1.200 bahasa yang tersebar dari Madagaskar di barat hingga Pulau Paskah di Timur. Bahasa tersebut kini dituturkan oleh lebih dari 300 juta orang.
”Pertanyaannya dari mana asal-usul mereka? Mengapa sebarannya begitu meluas dan cepat yakni dalam 3500-5000 tahun yang lalu. Bagaimana cara adaptasinya sehingga memiliki keragaman budaya yang tinggi,” tutur Umar.
Salah satu teori, menurut Harry Truman, mengatakan penutur bahasa Austronesia berasal dari Sunda Land yang tenggelam di akhir zaman es. Populasi yang sudah maju, proto-Austronesia, menyebar hingga ke Asia daratan hingga ke Mesopotamia, mempengaruhi penduduk lokal dan mengembangkan peradaban.


Peta Penyebaran Umat Manusia pasca Ledakan Supervolcano Toba 75.000 tahun yang lalu. Silahkan di-klik link-nya untuk melihat animasi lengkapnya
Apa yang diungkap Prof. Dr. Umar Anggara Jenny dan Harry Truman tentang sebaran dan pengaruh bahasa dan bangsa Austronesia ini dibenarkan oleh Prof.Dr. Abdul Hadi WM, budayawan dan sastrawan terkemuka Indonesia.
Konteks Indonesia secara Filosofis dan Spiritual

Secara filosofis dan historis, apa yang telah dirumuskan oleh para Founding Fathers Republik Indonesia menjadi Panca Sila,  apakah secara langsung atau tidak, mungkin terinspirasi atau ada kemiripan (paralelisme) dengan konsep Plato tentang “Negara Ideal” yang tertulis dalam karyanya “Republic”.  Konsep Plato tentang sistem kepemimpinan masyarakat dan siapa yang berhak memimpin bangsa, bukanlah berdasarkan sistem demokrasi formal-prosedural yang liberal ala demokrasi Barat (Amerika) saat ini. Secara sederhana konsep kepemimpinan Platonis adalah “King Philosopher” atau “Philospher King”. Konsep ini Plato dapatkan dari kisah tentang sistem pemerintahan dan negara Atlantis.

Menurut Plato suatu bangsa hanyalah akan selamat hanya bila dipimpin oleh orang yang dipimpin oleh “kepala”-nya (oleh akal sehat, ilmu pengetahuan dan hati nuraninya), dan bukan oleh orang yang dipimpin oleh “otot dan dada” (arogansi), bukan pula oleh “perut” (keserakahan), atau oleh “apa yang ada di bawah perut” (hawa nafsu).

Hanya para filosof, yang dipimpin oleh kepalanya, yaitu para pecinta kebenaran dan kebijaksanaan-lah yang dapat memimpin dengan selamat, dan bukan pula para sophis (para intelektual pelacur, demagog) seperti orang kaya yang serakah (tipe Qarun, “manusia perut” zaman Nabi Musa), atau tipe Bal’am (ulama-intelektual-penyihir yang melacurkan ilmunya kepada tiran Fir’aun).

Plato membagi jenis karakter manusia menjadi 3: “manusia kepala” (para filosofof-cendikiawan-arif bijaksana), “manusia otot dan dada” (militer), dan “manusia perut” (para pedagang, bisnisman-konglomerat). Negara akan hancur dan kacau bila diserahkan kepemimpinannya kepada “manusia otot-dada” atau “manusia perut”, menurut Plato.

Dr. Jalaluddin Rakhmat menjelaskan dalam konteks terminologi agama mutakhir: Islam, istilahPhilosophia atau Sapientia, era Yunani itu identik dengan terminologi Hikmah dalam al-Qur’an. Istilah Hikmah terkait dengan Hukum (hukum-hukum Tuhan Allah SWT yang tertuang dalam Kitab-Kitab Suci para Nabi dan para Rasul Allah, utamanya Al-Qur’an al-Karim, dan Sunnah Rasulullah terakhir Muhammad SAW, yang telah merangkum dan melengkapi serta menyempurnakan ajaran dan hukum rangkaian para nabi dan rasul Allah sebelumnya. Hukum yang berdasarkan dan bergandengan dengan Hikmah, bila ditegakkan oleh para Hakim dalam sebuah sistem Hukumah (pemerintahan) inilah yang akan benar-benar dapat merealisasikan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah-kebijaksanaan dalam permusyawaratan-perwakilan, serta Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Maka semakin jelaslah mengapa konsep kepemimpinan berdasarkan Panca Sila itu terkait erat dengan konsep kepemimpinan negara versi Plato, kerana ia mengambilnya dari peradaban tertua yang luhur dari peradaban umat manusia pertama (Adam As dan keturunannya) yang mendapat hidayah dan ilmu langsung dari Tuhan YME: Allah SWT. Dan entah benar atau tidak, lokasinya adalah di Nusantara (Asia Tenggara).


Surga Atlantis, Yunani dan Indonesia

Plato mendapatkan ilham filsafat politiknya serta informasi tentang peradaban dan perikehidupan bangsa antik yang luhur Atlantis, dari Socrates gurunya, juga dari jalur kakeknya yang bernama Critias. Di mana Critias mendapatkan berita tentang Atlantis dari Solon yang mendapatkannya dari para pendeta (ruhaniawan) di Mesir kuno.
tsunami-krakatoa1Menurut penelitian Aryso Santos, para pendeta (rohaniwan) Mesir kuno ini, mewarisi informasi tentang Atlantis ini dari para leluhurnya yang berasal dari Hindustan (India yang merupakan peradaban Atlantis ke-2) dari peradaban bangsa Atlantis pertama di Sunda Land (Lemuria) atau Nusantara.  Aryso Santos juga menemukan banyak informasi-informasi yang mengarahkan kesimpulannya dari artefak-artefak dan situs bersejarah di Mesir.

Aryso Santos juga menemukan bahwa cerita tentang Atlantis terkait dengan kisah para “dewa’ dalam mitologi Yunani dan perikedupan manusia pertama, keluarganya dan masyarakat keturunannya,. Cerita ini ada kemiripan dengan kisah Zeus dalam mitology dan legenda Yunani,  juga dengan kisah dalam kitab suci Hindu Rig Veda, Puranas, dll. “All nations, of all times, believed in the existence of a Primordial Paradise where Man originated and developed the fist civilization ever. This story, real and true, is told in the Bible and in Hindu Holy Books such a the Rig Veda, the Puranas and many others. That this Paradise lay “towards the Orient” no one doubts, excepting some die-hard scientists who stolidly hold that the different civilizations developed independently from each other even in such unlikely, late places such as Europe, the Americas or the middle of the Atlantic Ocean. This, despite the very considerable contrary evidence that has developed from essentially all fields of the human sciences, particularly the anthropological ones. It is mainly on those that we base our arguments in favor of the reality of a pristine source of human civilization traditionally called Atlantis or Eden, etc.” tulis Aryso Santos.

Yang cukup mengejutkan adalah bahwa Peradaban kuno Atlantis, yang kemungkinan adalah peradaban pertama umat manusia, justru sudah beradab (civilized) dan punya kemampuan sains dan teknologi, dan sistem kemasyarakatan dan ketatanegaraan ideal yang cukup maju yang tak terbayangkan oleh kita sekarang itu dapat terjadi 11.600 tahun yang lalu. Dari sudut pandang umat Islam, hal ini tidaklah mengherankan, kerana Nabi Adam, sebagai manusia (kalifatullah) pertama telah diajari Allah semua ilmu pengetahuan tentang nama-nama (QS 2 : 30)

Sebuah bangsa kepulauan, yang menurut anggapan Plato berlokasi di tengah Samudra Atlantik, dihuni oleh suatu ras manusia yang mulia dan sangat kuat (noble and powerfull). Rakyat tanah air tersebut sangat makmur sejahtera yang sangat bersyukur atas segala kurnia sumber daya alam yang diketemukan di seantero kepulauan mereka. Kepulauan itu adalah sebuah pusat perdagangan dan kegiatan komersial. Pemerintahan negeri itu memperjalankan para penduduknya untuk memperdagankan hasil buminya sampai ke Afrika dan Eropah.

sumber :http://ahmadsamantho.wordpress.com/2009/05/23/misteri-negara-atlantis-mulai-tersingkap/

0 comments:

Catat Ulasan